Sabtu, 02 Juli 2011

Tentang Organ Reproduksi Wanita

(dikutip sesuai brosur yang diterbitkan oleh NASA)

Membicarakan yang satu ini tidak akan pernah ada habisnya. Terbuka ataupun bisik-bisik (mungkin disertai rasa malu), pembahasan seputar Miss V menarik untuk diulang-ulang di manapun, kapanpun, profesi apapun.

Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem di Miss V terganggu, sehingga menibmulkan bau tak sedap serta infeksi. Untuk itulah kita perlu menjaga keseimbangan ekosistem Miss V. Ekosistem ini dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu esterogen dan laktobasilus (bakteri baik). Jika keseimbangan ini terganggu, bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri patogen akan tumbuh, sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi.

Sebenarnya di dalam Miss v terdapat bakteri. +/- 95 persennya adalah bakteri yang baik, sedang sisanya bakteri patogen. Agar ekosistem seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman (pH ballance) pada kisaran 3, 8-4, 2. dengan tingkat keasaman tersebut laktobasilus akan subur dan bakteri patogen mati.

Banyak faktor yang mentebabkan ketidak seimbangan ekosistem Miss V. Antara lain kontrasepsi oral, diabetes melitus, pemakaian antibiotik, darah haid, cairan mani, penyemprotan cairan ke dalam Miss V (doucing) dan gangguan hormon (pubertas, menopause atau kehamilan).

Dalam keadaan normal Miss V mempunyai bau yang khas. Tetapi bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi yang terjadi di Miss V ini dibiarkan, bisa masuk sampai ke dalam rahim. Keluhan yang sering terjadi adalah vaginitis atau yang sering dikenal dengan keputihan.

APA ITU VAGINITIS?

Vaginitis adalah suatu peradangan pada Miss v yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau perubahan flora bakteri yang secara normal ada dalam Miss V.

Salah satu gejalanya adalah keluarnya cairan dari vagina diikuti rasa gatal, iritasi bagian bawah, bau/aroma yang tidak sedap, bahkan kadang terjadi pendarahan dari Miss V.

3 Jenis Vaginitis;
  1. Trichomonaisis. Disebabkan oleh parasit trichomonaisis Viaginitis yang menimbulkan cairan berbau, banyak, berwarna kuning kehijauan dan kadang berbusa, sangat gatal dan terasa perih. Bisa menular melalui hubungan seksual.
  2. Vaginosis Bakteri. Disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis. Cairan yang keluar sedikit, berwarna abu-abu, dan bau tidak sedap.
  3. Candidosis / infeksi jamur.
CANDIDA ALBICANS
(salah satu jenis jamur yang normal ditemukan dalam Miss V) Jamur ini akan berkembang biakhingga jumlahnya melampaui batas apabila terjadi perubahan kondisi organ intim wanita.

Ciri-ciri gejalanya:

  • Terdapat cairan kental di dalam Miss V, berwarna putih dan berbau tidak sedap.
  • Timbul rasa gatal, nyeri dan panas saat buang air kecil atau berhubungan intim.

CANDIDA (jamur pelahap glukosa/gula)
Jika terjadi ketidak seimbangan hormon dalam tubuh dan memicu naiknya gula darah, maka candida akan berkembang pesat, maka terjadilah infeksi jamur.

Tips Merawat / Menjaga Miss V:

  1. Gunakan celana dalam berbahan katun
  2. Gunakan air bersih utnuk membersihkan Miss V
  3. Hindari penggunaan vagina douch / cairan pembersih, karena bisa mengubah pH Miss V
  4. Bilas area Miss V dari depan ke belakang ketika cebok, agar terhindar dari kontaminasi kuman di anus
  5. Mengganti pembalut sesering mungkin saat haid
  6. Hindari pemakaian celana dalamketat
  7. Hindari pemakaian parfum atau sabun yang mengandung parfum (termasuk deodorant) agar tidak terjadi iritasi.
  8. Gunakan handuk sendiri
  9. Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh Miss V
  10. Pastikan menggunakan celana dalam bersih
  11. Konsumsi vitamin C 500 mg 2 x sehari untuk meningkatkan asiditas sekresi Miss V.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar